Tidak ke Mal, Apa Hiburan Orang Jakarta Zaman Dahulu?
Sebelum dipenuhi pilihan mal, warga Jakarta terbilang kreatif mencari hiburan. Mereka senang berkumpul bersama dengan keluarga dan rekan untuk laksanakan aktivitas menyenangkan. Ide aktivitas hiburan warga Jakarta zaman dahulu ini terhitung sanggup jadi gagasan untuk berlibur di Jakarta, tanpa harus ke mal.
Berikut panduan bermacam hiburan di Jakarta sesuai buku “Tenabang Tempo Doloe” karya Abdul Chaer dan buku “Jakarta 1950-1970 “karya Firman Lubis:
1. Pasar malam
Awal mula pasar malam justru berjalan di Jalan Sudirman, Bendungan Udik, di sisi Barat Kali Krukut. Jika dibanding pasar malam di Monas yang kemudian dipindah ke Kemayoran, pasar malam awal terbilang kecil. Namun antusias masyarakat sangat besar, lebih menonjolkan nikai kebersamaan dibanding komersial.
2. Gambar idup dengan kata lain film
Film pertama kali ditayangkan terhadap 5 Desember 1900 di Tanah Abang oleh De Nederlandsch Bioseopi Maatschappij. Film yang diputar adalah film bisu dan tidak diputar di gedung bisokop permanen. Jadi pertunjukan diselenggarakan berpindah-pindah.
Ada terhitung bioskop rakyat bersama dengan harga yang terjangkau. Penonton kebanyakan memirsa film dari ruang bilik bambu yang tidak miliki atap, supaya kala gerimis pirsawan bubar. Jadilah bisokop ini sering disebut misbar.
Baca juga:
Permainan Tradisional Jadul yang Bikin Nostalgia Masa Kecil
Taman Bermain di Jakarta Paling Seru untuk Liburan
3. Membaca
Serial cerita silat, komik pewayangan, dan komik impor sangat disukai oleh remaja dahulu. Selain membeli, kebanyakan para remaja saling pinjam atau menyewa di perpusatakaan kecil-kecilan yang didirikan perorangan. Surat kabar terhitung jadi bahan bacaan andalan lintas generasi.
4. Radio, radio rakyat, dan mesin ngomong
Radio jadi temuan berfaedah bagi umat manusia. Tidak cuma untuk menyebarkan informasi tetapi terhitung hiburan. Zaman dahulu, tepatnya 1950-an cuma tersedia stasiun Radio Republik Indonesia yang mengudara. Tidak cuma musi, stasiun radio terhitung menyiarkan sandiwara radio.
Selain radio biasa, terhitung tersedia radio rakyat yang berasal dari PESARRA (Perusahaan Saluran Radio Rakyat) yang meneruskan siaran radio RRI lewat kabel ke rumah yang tidak memasang listrik. Caranya menyangkutkan kabel ke rumah pelanggan yang tersambung ke kotak berat berfaedah sebagai penguat suara.
Pada jaman 1950-an, mesin ngomong aslias gramofon terhitung terkenal. Hanya orang yang terbilang sanggup sanggup belanja gramofon. Untuk itu kebanyakan rumah yang miliki gramofon selalu ramai anak-anak tetangga, samasekali lagu yang diputar itu itu saja.
5. Sahibul hikayat
Ini tenar di kawasan Tanah Abang, yakni tukang cerita yang disebut sahibul rakyat. Tukang cerita udah tersedia sejak 1920an di Tanah Abang dan menghibur para penonton. Biasanya di acara cara besa septi pernikahan, sunatan, dan lainnya. Profesi sahibul rakyat ini diturunkan turun termurun.